2015, Pendapatan dari IoT Tumbuh hingga Rp 10.000 Triliun ~ Perkembangan internet of things (IoT) atau tren terhubungnya berbagai perangkat ke jaringan internet yang dapat dikendalikan dari jauh ini dinilai menggembirakan.
Dari perkembangan teknologinya, jumlah pendapatan global dari penerapan IoT meningkat 18 persen.
President of Smart+Connected Communities Cisco, Anil Menon, mengatakan, jumlahnya meningkat dari 655,8 miliar dolar AS atau Rp 9.050,69 triliun pada tahun 2014 menjadi 779,98 miliar dolar AS atau sekitar Rp 10.764,98 triliun pada tahun ini."Kami telah melewati tahap inkubasi, sekarang penetrasi IoT atau solusi kota cerdas siap untuk ditingkatkan," ujar Menon di depan para peserta Internet of Things World Forum 2015 di Dubai World Trade Center, Dubai, Uni Emirat Arab, Minggu (6/12/2015).
Menurut Menon, Cisco mencatat bahwa perangkat yang tidak terkoneksi dengan internet berada di angka 99,25 persen pada tahun 2013, lalu menurun menjadi 99,07 persen pada tahun 2014 dan tahun ini menurun lagi ke angka 98,85 persen.
Industri IoT bertumbuh dua kali lipat year-on-year saat jumlah perangkat yang terkoneksi di sektor manufaktur tumbuh 204 persen year-on-year.Pada tahun depan, investasi IoT di kawasan Middle East and Africa (MEA) sendiri diprediksi bertumbuh hingga 20,7 persen dari angka 5,8 miliar dolar AS pada tahun ini.
CEO Etisalat Group, Ahmad Julfar, mengatakan, IoT akan mewujudkan segala kemungkinan pada tahun 2020. "Kemarin, smartphone adalah pusat dari koneksi segala perangkat, pada tahun 2020, segala perangkat akan berkomunikasi satu sama lain," tuturnya.
Menurut dia, dalam mewujudkan hal itu, industri telekomunikasi memegang peran yang vital. Jufar mencontohkan, dengan perkembangan 4G, IoT bisa dimanfaatkan, misalnya untuk mewujudkan smart parking dan smart healthcare.
Namun, lanjutnya, saat ini para pendukung IoT masih belum terhubung satu sama lain. Oleh karena itu, dia berharap ada standar dan reguasi yang segera dibuat agar masyarakat bisa merasakan manfaat dari perkembangan IoT, yaitu efisien dan ekonomis.
Menjawab hal itu, Menon mengatakan di UEA, pemerintah, pemangku kepentingan, termasuk industri, sedang duduk bersama untuk membahas standar tersebut. "Empat tahun mendatang, saya memperkirakan sudah akan ada standar bagi industri," katanya.
Sumber:tekno.kompas.com
No comments:
Post a Comment